Tentang Aku

Contoh cerpen romansa adalah Tentang Aku

Langit memancarkan sinar pirus, menyapu langkahku yang melangit, sementara awan jingga terjalin dalam tari angin. Dedikasi tiupan sang alam melukiskan perjalanan detik-detik siang, menembus jendela bengkel hingga menerangi penjuru hatiku yang merana. Pelangi berkecambah di langit, mekar dalam keajaiban warna, mengusap duka yang terpendam di rongga kegelapan hati.

Saat itu, langit cerah melukis latar bengkel dengan aura yang memikat. Dalam sepi sunyi, riuh bisikan dedaunan menari menggoda telinga, menyampaikan pesan alam yang tersembunyi di balik kabut sepi. Suara mesin bengkel menyatu dengan serunai semilir angin, menciptakan simfoni lembut yang menyejukkan hati.

Dalam suasana yang menakjubkan itu, aku merangkai dedikasi pada setiap pekerjaan yang kulakukan. Kusambut setiap kendaraan yang datang dengan semangat yang membara, berharap dapat memperbaiki kesalahan yang mereka bawa. Tanganku yang penuh dengan jejak lelah dan luka kecil terus bekerja dengan keahlian yang teruji. Aku menikmati sentuhan logam, memperbaiki mesin yang rewel dan menghidupkan kembali roda yang terhenti.

Kesejukan embun dan keharuman dedaunan mengiringi setiap gerakku. Dalam sinar mentari yang melimpah, aku merasa terpapar cahaya yang memberi semangat pada langkah-langkahku. Aku seperti sebatang serindit yang bergabung dalam orkestra kehidupan, bersahutan dengan suara burung yang merayakan keindahan siang dengan suaranya yang terlupa. Kicauan mereka terjalin dalam peraduan harmoni, menciptakan musik yang menyejukkan jiwa.

Dalam lingkungan bengkel yang riuh, aku merasa sepi dalam senyapku sendiri. Namun, aku bisa merasakan keindahan siang yang membelah kedamaian, merayu setiap tetes embun untuk menari di sepi. Suasana yang menggetarkan hati terpaut dalam kata-kata yang tak terucapkan, membiarkan diri terbawa arus keajaiban yang melingkupi ruang dan waktu.

Sinar matahari kian terik, tampak bahagia saat menari-nari di atas kepala. Saat itu, aku tengah asyik memperbaiki mesin mobil yang rewel. Teman-teman sejawatku, Aris dan Dodi, dengan riang melihat kegiatan saya.

Aris terkekeh kecil. "Hei, pahlawan bengkel! Apa kabar dengan si jagoan besi kita?" tanyanya sambil menunjukkan barisan gigi yang rapi.

Aku membalas humor Aris dengan gelak tawa. "Berada dalam proses penyembuhan. Tapi jangan khawatir, saya akan menghidupkannya seperti seorang penyanyi opera yang mempesona!" balasku dengan pujian.

"Dengar, aku punya lelucon bagus nih!” potong Dodi dengan tiba-tiba yang membuat aku dan Aris tersentak kaget. “Kenapa mobil-mobil di bengkel selalu bahagia?"

Aku dan Aris saling tatap, arkian menggelengkan kepala pertanda tidak tahu. "Apa alasannya?" tanya kami berdua serempak.

Dodi menggaruk kepala yang tidak gatal. "Karena mereka tahu kalau ada mekanik yang handal seperti kita, yang akan memperbaikinya dan memberikan mereka kembali semangat!" jawabnya yang membuat aku dan Aris mendadak tertawa terbahak-bahak.

"Bengkel ini adalah sirkus penuh kegembiraan. Saya merasa seperti badut yang menari-nari di atas roda sepeda!" balas Aris dengan tawa yang belum padam. Sampai-sampai sekrup hendal tertelan ke dalam system pencernaan.

Aku menganggukkan kepala, setuju dengan opini Aris.  "Tepat sekali! Dan kita adalah tim akrobat yang bekerja sama untuk menghidupkan setiap pertunjukan!"

"Tapi ingat, jangan sampai kita menjadi pesulap yang menghilangkan bagian-bagian mobil! Pelanggan kami pasti tidak ingin itu." Balas Dodi penuh ketegasan.

Aku menggaruk kepala yang tidak gatal. "Benar juga. Jangan sampai kita membuat keajaiban yang salah!" Tawa kami mengisi bengkel, menyegarkan suasana kerja yang kadang-kadang bisa monoton.

Waktu melintas begitu cepat, seiring dengan irama hidup yang terus berputar. Tak berselang lama, seorang pelanggan baru tiba-tiba muncul, tampak bingung dengan masalah mobilnya. Dalam kesibukan itu, langkah kaki yang anggun menggetarkan lantai, menarik perhatianku. Sebuah kehadiran yang tak biasa memasuki ruangan bengkel ini.

Sosoknya melintas dengan begitu lembut, seperti bayangan yang menari dalam cahaya senja. Matanya, dua jendela menuju dunia tak terjamah, memancarkan aura misteri yang tak bisa kuabaikan. Rambutnya, tergerai seakan angin malam yang melintas, membawa aroma kebebasan dan petualangan yang menarik hatiku.

Tersadar dari pesonanya yang memikat, aku mencoba untuk tetap fokus pada pekerjaanku. Namun, tak bisa kulupakan detik-detik tatapannya yang melintas sebentar, menyisakan rasa ingin tahu yang membara di dalam diriku. Siapa dia? Apa tujuan kedatangannya ke bengkel ini? Pikiranku melayang tak terkendali dalam khayalan-khayalan yang kian membesar.

Aku berjalan mendekatinya dengan hati yang berdebar. Apa yang akan kuucapkan? Aku tak tahu apa-apa tentangnya, tapi ada sesuatu yang membuatku ingin mengetahuinya lebih jauh. Dengan hati yang bergetar, aku mengucapkan sambutan hangat.

"Selamat datang di bengkel kami, apa yang bisa saya bantu?" ucapku dengan senyum yang berusaha menutupi kecemasan yang melanda.

Dia tersenyum lembut, menatapku dengan mata yang penuh misteri. Suaranya yang lembut bergema di ruangan kecil itu, menggetarkan hatiku.

"Terima kasih," katanya, "Mobil saya mengalami masalah dengan mesinnya. Bisakah Anda memeriksanya?"

Aku mengangguk dan membawa mobilnya menuju area perbaikan. Mataku tak henti-hentinya mencuri pandang ke arahnya, mencoba mencerna setiap gerakannya, setiap senyumannya yang menawan. Di dalam hatiku, keingintahuan semakin membara, ingin mengetahui lebih banyak tentang gadis misterius ini.

Selama proses perbaikan, kami terus berbincang dengan penuh antusiasme. Aku mencoba menggali informasi lebih lanjut tentang dirinya, sementara dia dengan sabar menjawab pertanyaan-pertanyaanku.

Aku meneguk ludah, sembari merangkai kalimat yang paling cocok. "Jadi, apa yang membawamu ke bengkel ini? Apa kerusakan yang dialami mobilmu?"

Dia tersenyum, membiarkan kata-kata terbentuk di bibirnya sebelum menjawab dengan suara lembutnya.

"Mobilku mengeluarkan suara aneh dari bagian bawah. Rasanya seperti ada yang longgar di sana. Aku takut ada masalah serius dengan mesinnya."

Aku mengangguk, memeriksa bagian bawah mobilnya dengan cermat.

"Sesuatu terdengar aneh di sini. Aku harus membuka dan memeriksa lebih lanjut. Apakah ada yang lain yang ingin kamu ceritakan? Misalnya, apa tujuanmu menggunakan mobil ini? Apa kisah di baliknya?"

Wanita itu tersenyum penuh pesona, seolah menyimpan rahasia yang menarik di balik tatapannya.

"Mobil ini adalah peninggalan dari ayahku. Kami berdua memiliki banyak kenangan indah bersama mobil ini. Setiap kali aku mengendarainya, rasanya seperti melanjutkan perjalanan kami bersama. Jadi, aku ingin memastikan mobil ini tetap berfungsi dengan baik.-

"Mobil ini adalah saksi bisu perjalanan ayahku," kata wanita misterius itu. "Dia membelinya ketika dia baru saja memulai bisnisnya sendiri. Dia mengendarainya ke seluruh negeri, bertemu orang-orang baru dan melihat tempat-tempat baru. Mobil ini adalah bagian dari dirinya, dan aku ingin memastikan bahwa itu tetap hidup."

Aku mendengarkan wanita itu dengan teliti, terpana oleh kata-katanya. Aku bisa merasakan kecintaannya pada mobil itu, dan aku tahu bahwa dia mengatakan yang sebenarnya.

"Aku akan melakukan yang terbaik untuk memperbaikinya," kataku. "Aku akan memastikan bahwa mobil ini dapat melanjutkan perjalanannya bersamamu."

Wanita misterius itu tersenyum. "Terima kasih," katanya. "Aku tahu kau bisa melakukannya."

Aku mulai bekerja, membongkar mobil dan memeriksa setiap bagiannya. Aku menemukan masalahnya dengan cepat, dan aku segera mulai memperbaikinya.

Sementara aku bekerja, aku terus mendengarkan cerita wanita misterius itu tentang ayahnya. Dia menceritakan tentang perjalanannya, bisnisnya, dan keluarganya. Aku bisa mendengar betapa dia mencintai ayahnya, dan aku bisa melihat betapa kehilangannya dia.

Setelah beberapa jam, aku selesai memperbaiki mobilnya. Aku menghidupkannya, dan itu berjalan sempurna.

Wanita misterius itu tersenyum, terlihat lega setelah mobilnya diperbaiki dengan sukses. Hatiku berbunga-bunga melihat senyumnya yang begitu memikat. Aku juga merasa senang bisa membantu.

"Terima kasih banyak," katanya. "Kau telah menyelamatkan mobil ini."

"Sama-sama," ucapku sambil tersenyum balik. "Aku senang bisa membantu. Kamu sudah lama memiliki masalah dengan mobil ini?"

Wanita misterius itu menggelengkan kepalanya, mengubah senyumnya menjadi senyuman penuh perhatian. "Sebenarnya, aku baru saja membeli mobil ini dari ayahku," jawabnya dengan nada lembut. "Ayahku sangat mencintai mobil ini, dan aku ingin menjaga warisan yang ia tinggalkan. Tapi aku tidak memiliki pengetahuan atau keterampilan untuk memperbaikinya sendiri. Aku sangat berterima kasih atas bantuanmu."

Aku merasa senang bisa menjadi bagian dari mempertahankan kenangan ayahnya. Perasaan ini semakin menguatkan keinginanku untuk mengenal wanita misterius ini lebih dalam.

"Ngomong-ngomong, apa kamu ingin kita duduk di bawah pohon sana dan berbicara sambil menikmati minuman?" tawarnya dengan penuh kehangatan.

Aku tersenyum arkian mengangguk setuju. Kami berdua duduk di bawah pohon yang rindang. Aroma segar dari dedaunan dan keramaian serangga mengisi udara di sekitar kami. Aku mengambil minuman yang dia bawa dari mobil, arkian memberikan kepadanya dengan penuh perhatian.

"Dari mana kamu mendapatkan minuman ini?" tanyaku dengan rasa ingin tahu.

Wanita itu menjawab sambil tersenyum misterius, "Ini adalah minuman favorit ayahku. Aku selalu membawanya dalam perjalanan untuk mengenangnya. Aku pikir kita bisa merayakan berhasilnya perbaikan mobil ini dengan minuman ini."

Aku tersenyum dan mengangguk, menghargai keindahan momen yang tengah kami rasakan. Dalam suasana yang semakin intim di bawah pohon yang teduh, kami memulai percakapan yang lebih dalam. Kami berbicara tentang cita-cita, impian, dan apa yang membuat kami bersemangat dalam hidup.

"Dari ceritamu tadi, aku ingin tahu lebih banyak tentang kehidupanmu," ujarnya dengan suara lembut, yang terdengar seperti sentuhan lembutan angin. "Aku penasaran tentang apa yang telah kau lalui, tantangan apa yang kau hadapi, dan bagaimana kau mengatasi semuanya."

Terinspirasi oleh ketertarikannya, aku tersenyum padanya, membiarkan kepercayaan diriku memenuhi kata-kataku. Aku memandangnya dengan penuh kehangatan, mengetahui bahwa saat ini adalah saat yang tepat untuk membuka hati.

Aku memulai cerita dengan kehidupan keluargaku yang sederhana. Ayahku adalah seorang pekerja keras yang bekerja sebagai tukang las, sedangkan ibuku adalah seorang ibu rumah tangga yang penuh kasih sayang. Kami tinggal di sebuah desa kecil yang jauh dari hiruk-pikuk kota, di mana kita belajar menghargai hal-hal sederhana dalam hidup.

Namun, kehidupan kami berubah secara mendadak saat ayahku jatuh sakit parah. Kami menghabiskan banyak waktu di rumah sakit, berjuang untuk membayar biaya pengobatan yang meningkat. Meskipun kami menghadapi tantangan besar, cinta dan kesatuan keluarga kami tidak pernah pudar. Kami saling mendukung, berpegangan erat pada satu sama lain, dan bersama-sama menghadapi masa sulit ini.

"Lulusan SMA, aku menyadari bahwa pendidikan adalah kunci untuk meraih impianku," lanjutku, suara penuh semangat. "Meskipun kami tidak mampu membayar perguruan tinggi, aku tidak menyerah. Aku memutuskan untuk bekerja paruh waktu sambil mengumpulkan uang untuk mendaftar kuliah di akhir pekan."

Aku menceritakan bagaimana aku bekerja keras di malam hari sebagai pelayan di sebuah restoran dan bekerja di bengkel di siang hari. Waktu tidurku berkurang, tetapi tekadku untuk meraih pendidikan dan meningkatkan hidupku tidak pernah redup.

"Sulit, ya?" tanyanya dengan penuh kehangatan, mencerminkan kepeduliannya yang tulus.

"Aku tidak akan membantahinya," kataku dengan senyuman tipis. "Namun, setiap kesusahan yang kualami adalah investasi bagi masa depanku. Aku meyakini bahwa ketekunan dan kerja keras akan membuahkan hasil."

Aku menceritakan betapa setiap langkah kecil yang kuhadapi memberikan rasa keterpenuhan dan kebanggaan. Meskipun tak jarang aku merasa lelah dan ingin menyerah, aku selalu menemukan motivasi dalam impianku untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi keluargaku dan mencapai tujuan hidupku.

Wanita misterius itu mendengarkan setiap kata dengan penuh minat, dan aku bisa melihat kekagumannya memancar di matanya. Dia bertanya lebih banyak lagi tentang perjuanganku, memperdalam pemahamannya tentang siapa aku sebenarnya.

"Bagaimana kamu tetap bertahan dan tidak menyerah?" tanyanya, matanya memancarkan kehangatan yang tulus.

"Dalam perjalanan hidup ini, aku belajar untuk menghadapi rintangan sebagai peluang untuk tumbuh dan belajar," jawabku dengan mantap. "Kemiskinan mungkin telah menjadi bagian dari hidupku, tetapi aku tidak akan membiarkan itu mendefinisikan siapa aku sebenarnya. Aku memiliki impian besar dan tekad yang tak tergoyahkan."

Suasana semakin intim, dan saat senja bertransformasi menjadi malam, bintang-bintang mulai muncul di langit gelap. Kami berdua merasa seperti kita telah menemukan seseorang yang benar-benar memahami dan menghargai perjuangan hidup masing-masing. Meskipun belum ada hubungan romantis yang jelas, ikatan antara kami terasa semakin kuat dan istimewa.

Dengan senyum yang hangat, aku menatap wanita misterius itu. "Terima kasih telah mendengarkan kisahku dengan begitu penuh perhatian," ucapku dengan tulus. "Aku sangat menghargainya. Sekarang, apakah kamu mau berbagi cerita tentang perjalanan hidupmu?"

Kami terus terlibat dalam percakapan yang intim dan mendalam. Di bawah gemerlap bintang-bintang, kami melanjutkan penjelajahan cerita hidup kami yang penuh warna, mempertautkan hati kami dalam ikatan yang semakin kuat. Dalam momen-momen seperti ini, aku menyadari bahwa hidup sering kali menghadirkan kejutan yang tak terduga, membawa orang yang tepat di saat yang tepat.

Malam pun berlalu dengan ketenangan dan kehangatan, sementara kami berdua semakin dekat satu sama lain. Meskipun kita belum menjadi sepasang kekasih, kehadirannya dalam hidupku memberi warna baru dan memberikan harapan akan mungkin adanya cinta yang indah di masa depan.

Begitulah, di bawah pohon yang rimbun, kami berdua mengungkapkan jati diri kami yang terdalam, menyingkapkan kehidupan kami yang berwarna dan memikat. Dalam momen tersebut, waktu berhenti sejenak, mengizinkan kita untuk saling mengenal dengan lebih baik, sambil menikmati keajaiban alam dan kenangan yang baru saja kita ciptakan bersama.

Wanita misterius itu menyalakan mobilnya dan pergi. Aku melihatnya pergi, dan aku tahu bahwa aku akan pernah melupakannya. Aku juga tahu bahwa aku akan selalu ingat kisah tentang ayahnya, dan mobil yang telah menjadi saksi bisu perjalanannya.

Kami berjabat tangan dengan hangat, rasanya seperti momen yang berharga dan mendalam. Kemudian, dia berbalik dan berjalan menjauh, membiarkan kehadirannya yang mempesona terlalu cepat menghilang.

Aku melihatnya pergi dengan perasaan campur aduk di dalam hatiku. Ada keinginan untuk mengetahui lebih banyak tentangnya, tetapi juga keberanian yang belum muncul untuk mengungkapkan perasaanku. Namun, dalam ketidakpastian itu, ada kepercayaan bahwa takdir akan membawa kami bersama lagi.

Aku berdiri di bengkel yang tenang, membiarkan angin sore menyapu rambutku dan membawa dengan keberanian untuk menantikan hari-hari yang akan datang. Siapa tahu, mungkin di suatu waktu dan tempat, cerita kami akan terus berlanjut, dan hubungan yang kami bangun di bengkel kecil ini akan menjadi kisah cinta yang tak terlupakan.

***

Baca juga: Ma, Aku Rindu
Baca juga: Gadis Pembawa Apel



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selumbari untuk Lusa

Anak F

Ibu Lupa Pulang

Kotak Langganan Email

Nama

Email *

Pesan *