Ini sebuah kisah sederhana. Antara aku dan dia berteman senja di bawah terpal biru yang membentang menutup atmosfer. Foto: Van Raja Hiruk pikuk kota Bandung kian terasa. Bunyi klakson silih berganti, saling bertautan menengadah ke langit. Kesan pada pusat saraf mengartikan keributan, sebagai penyebab getaran gendangan telinga yang bereaksi. Manusia-manusia tampak giat menenun keaktifan. Supir ojol beramai-ramai memarkir motor di tepi jalan. Berefek pada kesukaran menapak kaki. Para pedagang kaki lima mulai ramai menjajakan dagangan. Ada tengah mendorong gerobak, tentu ada yang tengah mendirikan angkringan.Pemandangan kota di sore hari yang menjadi makanan sehari-hari. Rasa lelah mulai merambat memenuhi tubuh. Nafas mulai keos, sekali-sekali tersengal disela pacuan kaki. Helain rambut tampak tak karuan menghadapi goncangan tubuh sedari tadi. Tanganku bergerak menyeka keringat sembari anggota badan dari siku sampai ke ujung jari itu mengibaskan telapak, berharap angin kecil efektif menya
Komentar
Posting Komentar