Misteri Operasi Bernhard, Ketika Penipuan Uang Nazi Mengguncang Ekonomi Perang
Seperti inilah uang kertas palsu senilai £5 milik para tahanan Yahudi di kamp konsentrasi Sachsenhausen | Foto: Wikipedia |
Sejarah Perang Dunia II dipenuhi dengan intrik dan rahasia yang mengguncangkan dunia. Salah satu kisah yang sangat menarik adalah Operasi Bernhard, sebuah rencana rahasia yang dilancarkan oleh Nazi Jerman untuk merusak ekonomi perang lawan dengan cara membanjiri pasar uang kertas palsu. Dikenal sebagai salah satu skema penipuan uang terbesar dalam sejarah, Operasi Bernhard memunculkan banyak pertanyaan dan misteri yang hingga kini masih mengundang perdebatan dan penelitian.
Di tengah gemuruh perang yang melanda Eropa selama Perang Dunia II, kelompok rahasia Nazi Jerman merancang sebuah rencana yang mengerikan. Apalagi kalau bukan Operasi Bernhard. Dengan tekad yang tegas, mereka memutuskan untuk memalsukan uang kertas Inggris dalam upaya licik untuk merusak perekonomian musuh mereka.
Semua ini dimulai pada awal 1940, ketika kelompok intelijen bernama Sicherheitsdienst (SD) meluncurkan fase pertama rencana mereka, yang mereka beri nama "Unternehmen Andreas" atau Operasi Andreas. Tujuannya awalnya sederhana untuk menjatuhkan nilai mata uang Inggris dan mengacaukan ekonomi mereka. Dengan ketelitian yang mengejutkan, unit ini berhasil menciptakan salinan uang-uang kertas Inggris yang nyaris identik dengan aslinya. Mereka bahkan berhasil membongkar algoritme rahasia yang digunakan untuk mencetak kode serial alfa-numerik pada setiap uang kertas.
Namun, pada tahun 1942, kepala unit, Alfred Naujocks, dipecat oleh atasannya, Reinhard Heydrich, dan fase pertama Operasi Andreas berakhir. Namun, rencana ini tidak mati begitu saja. Pada Juli 1942, Operasi Bernhard bangkit kembali dengan tujuan yang berubah: memalsukan uang kertas untuk mendanai operasi-intelijen Jerman. Para tahanan dari kamp-kamp konsentrasi Nazi dipilih untuk bekerja di bawah komando Mayor SS Bernhard Krüger. Mereka dikirim ke kamp konsentrasi Sachsenhausen, di mana mereka dipaksa bekerja dengan kondisi yang mengerikan.
Di bawah pengawasan tangan besi Nazi, para tahanan ini memproduksi uang-uang palsu dengan tingkat ketelitian yang luar biasa. Mereka berhasil mencetak uang-uang kertas Inggris hingga pertengahan tahun 1945. Jumlah dan nilai uang palsu ini bervariasi, dengan perkiraan mencapai dari £132.6 juta hingga £300 juta. Bahkan, selama produksi, mereka juga membuat uang palsu dalam bentuk dolar AS, walaupun uang dan nomor serinya masih dalam analisis.
Dalam sebuah skema yang cerdik, uang-uang palsu ini dicuci dengan menukarnya dengan uang dan aset yang sah. Uang hasil dari Operasi Bernhard ini juga digunakan untuk membayar agen rahasia Turki, Elyesa Bazna, yang dikenal dengan kode Cicero. Agen ini membongkar rahasia-arahasia Inggris dari kedutaan besar Inggris di Ankara, Turki. Bahkan, sejumlah £100,000 dari uang palsu ini juga membantu memfasilitasi pembebasan pemimpin Italia, Benito Mussolini, selama serangan di Gran Sasso pada September 1943.
Pada awal 1945, unit produksi Operasi Bernhard dipindahkan ke kamp konsentrasi Mauthausen-Gusen di Austria. Namun, akibat peristiwa yang tak terduga, para tahanan tak dieksekusi ketika mereka tiba di sana. Mereka kemudian dibebaskan oleh Tentara Amerika. Kebanyakan hasil kerja dari unit ini ditenggelamkan ke danau Toplitz dan Grundlsee menjelang akhir perang. Dampak dari operasi palsu ini membuat Bank Inggris terpaksa menghentikan pengeluaran uang kertas baru dan kemudian merancang desain baru setelah perang berakhir.
Cerita Operasi Bernhard, sebuah rencana penipuan uang kertas yang mengguncang perang, menjadi titik fokus dalam beberapa karya kreatif, termasuk dalam serial mini komedi-drama "Private Schulz" oleh BBC dan film Austria tahun 2007, "The Counterfeiters" (Die Fälscher). Dengan segala kecerdikan dan ketegangan yang menyertainya, Operasi Bernhard tetap menjadi salah satu contoh paling menarik dari penggunaan tipu daya dalam konteks perang.
Komentar
Posting Komentar