Latar Belakang Operasi Bernhard, Aksi Licik Nazi di Perang Dunia II
Lambang Britannia yang di sisi kiri atas uang kertas Inggris | Foto: Wikipedia |
Operasi Bernhard adalah salah satu perang tipu muslihat yang dilakukan oleh Nazi Jerman selama Perang Dunia II. Operasi ini memiliki latar belakang yang kompleks dan menarik, yang terhubung dengan tujuan besar Nazi untuk memperoleh keuntungan strategis dan ekonomi dengan cara-cara yang tidak konvensional. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi latar belakang Operasi Bernhard sebagai aksi licik Nazi di Perang Dunia II. Latar belakang Operasi Bernhard adalah sebagai berikut.
Sejarah Uang Kertas Inggris
Pada permulaan Perang Dunia Kedua, uang kertas Inggris dihadirkan dalam format yang berbeda-beda. Kertas putih menjadi media utama, dengan cetakan hitam yang tegas di satu sisi. Di pojok kiri atas, engravir Britannia, sebuah karya oleh Daniel Maclise dari Royal Academy of Arts, memberikan identitas yang kuat pada setiap lembar uang. Dimensi pun bervariasi; £5, yang dikenal sebagai White Fiver, memiliki ukuran 7 11⁄16" x 4 11⁄16" (195mm x 120mm), sementara uang kertas £10, £20, dan £50 memiliki ukuran 8 ¼" x 5 ¼" (211mm x 133mm).
Keamanan menjadi fokus utama dalam merancang uang kertas tersebut. Dengan 150 markah kecil yang disematkan sebagai ukuran keamanan, pemalsuan dapat dengan mudah diidentifikasi. Namun, uang-uang kertas ini tidak luput dari kesalahan cetak, dan rancangan mereka mengalami perubahan antar periode pengeluaran. Latar Belakang Operasi Bernhard, Aksi Licik Nazi di Perang Dunia II
Operasi Bernhard adalah salah satu perang tipu muslihat yang dilakukan oleh Nazi Jerman selama Perang Dunia II. Operasi ini memiliki latar belakang yang kompleks dan menarik, yang terhubung dengan tujuan besar Nazi untuk memperoleh keuntungan strategis dan ekonomi dengan cara-cara yang tidak konvensional. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi latar belakang Operasi Bernhard sebagai aksi licik Nazi di Perang Dunia II. Latar belakang Operasi Bernhard adalah sebagai berikut.
Rencana Operasi Bernhard Sebagai Upaya Jerman Nazi dalam Pemalsuan Uang Inggris
Pada 18 September 1939, sebuah pertemuan yang melibatkan Arthur Nebe, kepala Reichskriminalpolizeiamt (departemen penyelidikan kejahatan pusat Jerman Nazi), menjadi titik awal dari rencana ambisius yang dikenal sebagai Operasi Bernhard. Arthur Nebe mempresentasikan proposalnya untuk memalsukan uang kertas Inggris, dengan tujuan menghancurkan ekonomi Inggris, memicu keruntuhan keuangan, dan meruntuhkan status mata uang poundsterling sebagai pemimpin dunia.
Proposal ini melibatkan jumlah uang palsu yang sangat besar, mencapai angka £30 miliar. Reinhard Heydrich, seorang perwira tinggi di bawah Arthur Nebe, menyambut baik rencana ini. Namun, ada perdebatan mengenai bagaimana untuk merekrut individu yang akan terlibat dalam operasi ini. Joseph Goebbels, Menteri Propaganda Reich, menyebut rencana tersebut "einen grotesken Plan" atau "sebuah rencana tak masuk akal," namun ia melihat potensi dalam rencana ini.
Kendati banyak pendapat beragam, oposisi utama terhadap rencana ini muncul dari Walther Funk, Menteri Urusan Ekonomi Reich. Ia khawatir bahwa rencana tersebut akan melanggar hukum internasional. Namun, keputusan akhir berada di tangan Adolf Hitler, Kanselir Jerman, yang memberikan persetujuan akhir untuk melanjutkan operasi ini.
Pada November 1939, Michael Palairet, duta besar Inggris untuk Yunani, memperoleh informasi rahasia mengenai rencana tersebut. Informasi ini diberikan oleh seorang imigran Rusia yang menghadiri pertemuan pada 18 September. Rencana ini diberi judul "Serangan melawan Sterling dan Penghancuran Posisinya sebagai Mata Uang Dunia." Palairet segera melaporkan temuannya ke London, yang kemudian memicu kekhawatiran di Departemen Perbendaharaan AS dan Bank Inggris.
Meskipun Bank Inggris merasa bahwa keamanan mata uang poundsterling sudah cukup, pada tahun 1940 mereka mengambil langkah pencegahan dengan menerbitkan uang kertas darurat bernilai £1. Uang ini dilengkapi dengan fitur pengaman berbahan logam untuk mencegah pemalsuan. Selain itu, impor uang kertas poundsterling dibatasi selama masa perang pada tahun 1943. Pada saat yang sama, pembuatan uang kertas poundsterling denominasi £5 juga dihentikan, dan masyarakat diingatkan mengenai ancaman uang palsu.
Pelaksanaan Operasi Andreas
Di bawah arahan Heydrich dan dengan persetujuan Hitler, sebuah unit pemalsuan didirikan dengan kode operasional Unternehmen Andreas (Operasi Andreas). Heydrich menggarisbawahi bahwa unit ini tidak melibatkan pemalsuan atau penjiplakan seperti yang umumnya diketahui, tetapi lebih kepada produksi faksimil terotorisasi. Uang kertas yang dihasilkan harus menjadi salinan yang sempurna dari aslinya, bahkan para pakar uang kertas berpengalaman pun sulit membedakannya.
Sosok Alfred Naujocks, yang memimpin Operasi Andreas | Foto: Wikipedia |
Pada tahun 1940, unit pemalsuan ini diorganisir di Berlin di bawah departemen teknikal Sicherheitsdienst (SD), yang dipimpin oleh Alfred Naujocks, seorang mayor dalam pasukan paramiliter Schutzstaffel (SS). Kontrol operasional harian berada di bawah pengawasan direktur teknikal, Naujocks, serta Dr. Albert Langer, seorang matematikawan dan ahli pemecah kode. Kedua individu ini berkolaborasi dalam tiga tahap utama: pertama, mereka menciptakan kertas yang identik dengan yang digunakan pada uang kertas asli; kedua, mereka menyiapkan plat cetak yang serupa dengan yang ada pada uang kertas Inggris; dan ketiga, mereka mereplikasi sistem penomoran seri yang digunakan pada uang kertas Inggris.
Pihak Jerman memutuskan untuk fokus pada uang kertas dengan jumlah peredaran terbesar, yaitu £5. Contoh-contoh uang kertas Inggris dikirim ke institusi teknikal untuk dianalisis, yang kemudian melaporkan bahwa tidak ada selulosa yang ditambahkan pada uang kertas tersebut. Naujocks dan Langer menyadari bahwa uang kertas tersebut telah dibuat secara manual. Pada awalnya, warna contoh-contoh pertama berbeda dari yang asli; oleh karena itu, Jerman memutuskan untuk menggunakan bahan baru. Setelah menguji bahan-bahan ini di pabrik kertas Hahnemühle, mereka digunakan oleh pabrik-pabrik lokal setelah dibersihkan, sebelum akhirnya digunakan untuk membuat uang kertas palsu. Kemudian, warna dari uang kertas palsu dan yang asli dibandingkan.
Ketika contoh-contoh uang kertas pertama kali dibuat di pabrik di Spechthausen, mereka tampak identik dengan uang kertas Inggris dalam cahaya normal, namun memiliki perbedaan yang terlihat dalam cahaya ultraviolet bila dibandingkan dengan aslinya. Langer menjelaskan bahwa ini disebabkan oleh komposisi kimia air yang digunakan dalam pembuatan kertas dan air itu sendiri. Untuk mencapai kesesuaian warna, Langer mereplikasi keseimbangan kimia air Inggris tersebut.
Dalam usaha untuk mengurai kode dalam susunan alfanumerik yang terenkripsi, Langer bekerja sama dengan para ahli perbankan. Mereka menggunakan catatan-catatan mata uang dari dua dekade sebelumnya sebagai panduan untuk merekonstruksi susunan yang benar. Namun, tidak ada informasi yang tersisa dari Operasi Andreas mengenai metode yang digunakan oleh Jerman untuk mengidentifikasi urutan yang tepat. Peter Bower, sejarawan, berpendapat bahwa kemungkinan teknik-teknik yang digunakan dalam kriptanalisis digunakan untuk memecahkan urutan tersebut.. Sebelum uang kertas dilepaskan oleh Bank Inggris, nomor seri dicatat dengan teliti, memungkinkan bank untuk memverifikasi keaslian saat uang-uang tersebut diterima kembali.
Pada bagian tengah setiap uang kertas, terdapat tanda air yang berbeda-beda sesuai dengan nilai mata uang. Desain ini menggunakan pola seri alfanumerik yang unik. Meskipun terkesan sederhana, uang kertas ini telah berhasil mengatasi upaya pemalsuan, menjadikan Bank Inggris memiliki sedikit masalah terkait rancangan dan pembuatan uang kertas.
Operasi Bernhard adalah contoh mencolok dari bagaimana Nazi Jerman menggunakan taktik licik untuk mencapai tujuan mereka selama Perang Dunia II. Dengan latar belakang ekonomi yang rumit dan aspirasi kekuasaan yang tak terbatas, Nazi memanfaatkan situasi tersebut untuk merusak ekonomi musuh. Meskipun Operasi Bernhard mungkin tidak memenangkan perang bagi mereka, tetapi itu mengungkapkan sifat manipulatif dan amoral dari rezim Nazi yang sangat merugikan banyak nyawa dan perekonomian negara-negara yang terkena dampaknya.
Komentar
Posting Komentar